Selasa, 05 Agustus 2014

Yeay..I'm Pregnant

Entah darimana tapi perasaanku mengatakan aku sedang hamil, puasa Ramadhan ini terasa berat, melelahkan dan capek tapi alhamdulillah sampai akhir Ramadhan masih bisa puasa.
Lalu, ketika harus berjam-jam di dalam bus menuju rumah Eyang Mertua, rasanya pinggang ini sakit sekali, mungkin terlalu lama duduk, pikirku, maklum macet jalur mudik yang sangat panjang membuat bus enggan bergerak cepat.
dan pada hari kedua lebaran, setelah muter-muter silaturahmi ke rumah saudara dan kenalan, diselingi foto bersama beberapa kali untuk kenang-kenangan, pinggul sebelah kiri terasa sangat pegal, sudah ganti posisi duduk beberapa kali masih saja tidak nyaman. Akhirnya ngadu sama Mama Mertua, kalau lg sakit pinggang dan disuruh istirahat di kamar adik sepupu (Terima kasih untuk mertua yang selalu pengertian, Ya Allah).
Sore harinya kembali ke rumah Mama Mertua dan iseng-iseng ambil testpack,,eng-i-eng..ada 2 garis di hasil tes urine, tapi yang satu masih samar. Penasaran, besok pagi harus dicoba lagi, dan suami langsung capcus pergi beli testpack lagi dengan merk berbeda.
Karena aku dan suami kusuk-kusuk ngomongin kunjungan ke dokter kandungan, Mama jadi penasaran juga, ikut-ikutan nungguin hasil tes besok pagi dan nelepon dokter sana-sini.
Esok paginya, bangun jam 4 pagi, karena kebelet pipis, dan hampir lupa tespack-nya ga dibawa jadi mondar-mandir kamar mandi-kamar tidur sampai Mama ikutan kebangun,,eng-i-eng YEAY..muncul 2 garis lagi dan satu garis masih samar. Karena masih libur lebaran, jadi ga nemu dokter kandungan atau bidan yang buka praktek, akhirnya bersabar dengan hasil tespack saja. Harus hati-hati, jaga kesehatan, tidak boleh capek, tidak boleh angkat yang berat-berat dst.
Rasanya hamil sekarang ini, ada mual tapi tidak sampai muntah, PD sakit, dan sering banget muncul adalah sakit pinggang, kadang di kiri-kadang di kanan, dan pernah sampai ga mood bangun dari tempat tidur, ga mood nerima tamu juga gara-gara sakit pinggang. Asli sakit banget, dipijitin pun ga ilang, baru ilang besok paginya..Wow, gini ya rasanya hamil muda, sangat menyenangkan, what a wonderful pregnancy.
Coba nyari dokter kandungan lagi, telp sana-sini, masih belum pada buka juga hikss...masih harus sabar menunggu hari senin.
Dan pas hari senin, 4 Agustus telp RS Lawang Medika ternyata dokter kandungan baru buka hari Rabu, itu pun bukan dengan dokter yang diajak konsultasi sebelumnya.
Telp ke RSIA Siti Miriam (lumayan lebih deket), sudah ada dokter praktek tar sore, cuma nyari review tentang dokter disitu kok susah ya,kira-kira bagus ga ya dokternya..
Memantapkan hati untuk segera memastikan kehamilan akhirnya berangkat ke Siti Miriam sore hari setelah pulang kantor, padahal baru jam 16.15 WIb tapi udah dapat nomor antrian 11 aja, dan makin sore makin rame pasien yang datang buat ngantri ke dokter itu juga.
Namanya Dr. Bambang Rahardjo, SpOG.Menurut bumil sebelah yang udah sering kesini, dokternya udah senior dan enak diajak diskusi, pemeriksaan ga lama tapi kalau mau nanya2 juga dilayani. Fine, mungkin ini dokter yang aku butuhkan. Selama nunggu giliran dipanggil, pinggang ini sudah mulai sakit lagi, duduk ga nyaman, berdiri capek dan rasanya dehidrasi banget untung udah siap sebotol air mineral.Ohya, sembari nunggu nanya2 biaya persalinan, lumayan murah 12 juta untuk operasi caesar dan ga bisa pake BPJS hehe
Ketika dipanggil, masuk ruangan, disambut dengan senyuman dokter yang wajahnya ceria banget hihi
dokternya juga baik, friendly,,dan pas di USG sudah keliatan itu kantung kehamilan meskipun ukurannya masih kecil, kata dokter baru 3 minggu, ukuran GS baru 7,6mm nanti 2 minggu kesini lagi untuk dicek lagi.
"apa semua normal dokter?"
"ada kistanya bu, tapi kecil, bukan masalah, biasanya memang muncul ketika hamil"
Okay, akan aku tunggu 2 minggu lagi ya, sabar..
Semoga semua baik-baik saja dan sehat sampai lahiran. Aamiin..
Dan semoga kisah ini masih bisa berlanjut sampai 9bulan ke depan.
Terima kasih Ya Allah, untuk kabar gembira ini.
Allah Yang Maha Baik, terima kasih telah mewujudkan cita-citaku untuk berumah tangga di tahun 2012 dan mendapatkan posisi yang aku inginkan pada jenjang karir yang tidak kuduga tahun berikutnya. Meskipun jalan yang Kau berikan tidak sepenuhnya kumengerti, tapi aku bahagia. Termasuk peristiwa kehilangan calon bayi yang sedang kukandung tanpa tahu mengapa, dan sampai sekarang belum lagi kau titipkan padaku keturunan. Rindu hati ini menjadi seorang ibu, iri hati ini pada pengalaman mereka saat perut membesar hingga 9 bulan dan melahirkan. 
Tuhan, mungkin aku bukan orang yang benar-benar taat tapi aku akan tetap meminta padamu, ijinkan aku hamil, berikan aku posisi sebagai ibu.
Aku tahu kami memulai dengan cerita yang rumit, tapi cerita ini sudah kami pendam, aku pun sudah menerima semua keadaan ini 

Senin, 13 Februari 2012

Jurnal Terakreditasi

Untuk melengkapi tulisan sebelumnya, ini ada link jurnal yg diakreditasi DIKTI dan LIPI,,
tapi jgn lupa di cek lg ke kampus masing-masing, diakui oleh kampus atau tidak,,
moga bermanfaat ^^
Jurnal terakreditasi dikti
Jurnal terakreditasi LIPI

Minggu, 12 Februari 2012

Publikasi Ilmiah Sebagai Syarat Kelulusan??

Awal bulan ini, teman-teman di kampus, terutama calon sarjana, diributkan dengan syarat kelulusan yang mewajibkan ada publikasi ilmiah oleh mahasiswa bersangkutan.
Keputusan ini diambil oleh DIKTI dengan alasan meningkatkan kualitas lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia, surat edaran sudah dilayangkan ke seluruh PT termasuk di kampus saya, beritanya pun menjadi perbincangan dimana-mana, seperti ini dan itu
Menurut saya pribadi, keputusan ini adalah suatu tantangan, jika tulisan kita sampai diterbitkan pada suatu jurnal ilmiah tentu saja akan menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus bukti penelitian atau skripsi itu tidak abal-abal. Namun yang perlu diperhatikan adalah menulis jurnal ilmiah itu gampang-gampang-sulit. Saya sendiri pernah mencoba mengirimkan tulisan ke sebuah seminar nasional dengan harapan tulisan saya akan dimuat di prosiding nantinya.
Saya lolos seleksi abstrak dan diminta menjadi pemakalah pada seminar tersebut, makalah lengkap sudah saya serahkan ke pihak panitia, namun panitia belum bisa menjamin tulisan saya diterbitkan dalam prosiding. Dan  ternyata setelah menunggu hampir 7bulan, panitia mengirimkan prosiding tanpa ada tulisan saya. ini masih cerita tentang prosiding, bagaimana alur memasukkan tulisan ke jurnal ilmiah, tentu memakan waktu....obrolan singkat sy dengan mahasiswa program pascasarjana menyebutkan jurnal yg dimaksud harus yg memiliki akreditasi dr DIKTI, dan tentunya memasukkan tulisan ke jurnal membutuhkan waktu untuk proses seleksi, kurang lebih 2 bulan dan untuk diterbitkan masih harus mengantri (artinya harus lebih lama lagi) sedangkan syarat kelulusan harus sampai tulisan itu diterbitkan minimal ada surat keterangan kapan akan diterbitkan..
huft repot juga ya...cerita lain, mahasiswa yg sudah memasukkan judul tulisan ke jurnal nasional dan sudah diterima, jurnal pun sudah terakreditasi tp ternyata jurnal tersebut tidak diakui kelayakannya oleh pihak universitas..jadi tulisannya tetap dengan status belum dipublikasikan..
Ada berapa banyak jurnal di Indonesia dan ada berapa banyak mahasiswa disini???
satu sisi kebijakan ini baik namun sisi lain masih perlu banyak perbaikan,,apakah ini hanya ujicoba?yang kemudian akan diganti lagi dengan kebijakan lain?benarkah ini satu-satunya cara menilai kualitas lulusan Perguruan Tinggi??

Bagaimana menurut anda??

Rabu, 08 Februari 2012

First

Inilah awalnya,,kembali mencoba menulis setelah lama menulis untuk kebutuhan pribadi saja,sekarang ingin lebih banyak berbagi..semoga ini jadi awal yg bagus...Bismillahirrohmanirrohim..salam kenal dr saya ^^